ziyad syaikhan

/artikel/ cerita/ curhat/ opini/

Proses

Untuk memulai satu perjalanan panjang, kita nggak terlalu wajib mikirkan banyak hal. Kayak ketika kamu baru mau mulai perjalanan, membangun badanmu menjadi berotot misalnya, kamu nggak perlu mikirkan jauh-jauh masalah suplemen lah, masalah form lah, masalah program latian lah atau semacamnya. 

Kamu nggak perlu itu semua, cukup mulai saja. Iya, sesimpel itu, mulai aja. Mulai dari dua kali seminggu, itupun cuma push up beberapa biji, sit up beberapa kali. Kamu foto dirimu di depan kaca. Badanmu masih kurus kerempeng tanpa ada satupun nutrisi di dalamnya.

Setelah beberapa bulan, kamu mulai melakukan riset kecil-kecilan. Oh, ternyata latian itu lebih banyak variasinya. Oh, ternyata kalau mau gede ototnya gak cuma cukup makannya, tapi cukup tidurnya juga. Oh, ternyata biar latiannya maksimal, harus ada programnya. 

Baik, dari situ, kamu mulai memperbaiki cara latianmu, sedikit menjadi lebih baik. Levelmu naik satu. Setelah setahun kamu latihan, kamu mengecek dirimu di depan kaca, terlihat bayangan dirimu yang kali ini terlihat lebih bugar dan lebih ideal. Kamu bersyukur. 

Tapi kamu tersadar kalau ini bukan perjalanan sekali jalan, ini perjalanan yang harus kamu jalankan hingga masa tua nanti. Tapi di saat yang sama, kamu juga merasa kalau perkembangan di tubuhmu akhir-akhir ini mulai melambat. Akhirnya kamu mulai melakukan riset lagi.

Kamu mendapatkan ilmu baru. Oh, ternyata kalau kamu nggak pernah menambah beban di latihan kamu, tubuh kamu nggak akan berkembang, karena sudah terbiasa dengan bebanmu yang itu-itu aja. Oh, ternyata suplemen-suplemen yang kamu selama ini incar nutrisinya tak wajib kamu konsumsi, karena nutrisi-nutrisi itu sudah bisa kamu dapatkan dari makanan natural. 

Baiklah, kamu memutuskan untuk merombak latihanmu lagi. Kamu terus berusaha untuk disiplin meskipun kamu harus berkali-kali bertarung melawan rasa malas dan berbagai godaan lainnya. Tiga tahun berlalu, kamu mengampiri kaca kamarmu yang kali ini lebih besar. Kamu membuka bajumu, dan kamu melihat wujud tubuhmu yang sudah jaauh berbeda dibandingkan ketika kamu pertama kali memutuskan untuk mulai latihan. 

Seluruh tubuhmu sekarang sudah terbalut otot tebal yang indah, kamu nggak pake baju pun sekarang bukan masalah besar. Kamu sampai pada puncak kepercayaan dirimu. Bahkan kali ini, orang-orang pun respek kepadamu, bahkan hanya pada awal pertemuan mereka sudah segan. Hanya dengan postur tubuhmu yang kokoh/ 

Tapi kamu sekali lagi sadar, perjalananmu nggak selesai sampai detik ini aja, kamu masih harus disiplin, setiap hari, setiap waktu. Latihan masih terus jalan dan masih harus naik level ke level selanjutnya. Kamu kembali melakukan riset. Dan akhirnya sirkulasi yang sebelumnya kembali terulang, kamu kembali naik menuju level selanjutnya dan terus berkembang.

Apa kesimpulannya? Itulah yang kita sebut proses. Semuanya dimulai dari nol, semuanya dimulai dari episode 1. Anggaplah perjalananmu (dalam bidang apapun) adalah game. Maka semuanya itu pasti dan pasti akan dimulai dari level satu. Nggak mungkin kamu langsung masuk level 30 ketika baru masuk kedalam game itu, mampuslah jadinya. 

Kita manusia, dan salah satu kemampuan spesial manusia adalah selalu belajar dan beradaptasi. Makanya, kalo misalkan kamu mau mulai perjalananmu dalam suatu bidang, mulai aja. 

Kamu mau jadi penulis? Mulai tulis sekarang!

Kamu mau jadi content creator? Mulai rekam dan upload sekarang!

Kamu mau jadi atlet? Mulai latihan sekarang!

Kamu mau jadi ilustrator? Mulai gambar sekarang!

Nggak usah mikirin masalah sempurna, bagus atau takut salah. Kamu itu kalo baru mulai ya nggak usah takut salah. Justru kesalahan itu bisa jadi pelajaran, karena sekali lagi, kita punya otak, yang bakal secara nggak sadar belajar dari kesalahan itu dan akan memberi kita solusi-solusi untuk momen berikutnya. 

Lebih baik lagi ketika kamu mempunyai mentor dalam bidang yang kamu tekuni, karena mentor adalah batu pijakan yang akan sangat membantumu dalam perjalananmu, minta nasehat mereka, minta mereka cerita kepadamu tentang pengalaman mereka, tentang gagalnya mereka, tentang berhasilnya mereka. Mereka akan membimbingmu dengan baik. 

Jika kamu nggak punya mentor, ya riset sendiri, kembali ke standar awal, kesalahan dan kegagalan yang bakal jadi mentormu. Udah, itu aja kaedahnya.

Intinya mulai aja dulu. 

Next Post

Previous Post

Leave a Reply

© 2024 ziyad syaikhan

Theme by Anders Norén