Nikmat memang.
Ketika kita membayangkan diri kita berada di suatu keadaan di mana kita sudah sukses, sudah kaya, sudah punya berbagai gelar, sudah punya berbagai perusahaan di berbagai negara, sudah punya rumah yang besar di luar negeri, sudah punya semuanya lah intinya.
Mungkin memang manis sekali ketika kita membayangkan semua itu. Rasanya kita memang sudah berada di era sukses itu. Tapi justru itu problemnya.
Inilah yang kita bisa sebut sebagai ‘Masturbasi Mental.’ Di mana kamu seperti memberikan ilusi bahwa kamu seolah sudah sukses seperti yang kamu gambarkan dalam khayalanmu. Sehingga kamu terhipnotis dan seperti merasa sudah cukup dengan dirimu yang sekarang.
Padahal nyatanya? Dirimu dan keadaanmu yang sekarang jauh dari keadaan wah yang kamu khayalkan. Kamu terlalu sibuk berkhayal, sampai lupa berpikir tentang bagaimana caranya kamu bisa sampai ke kesuksesan itu.
Ketika kamu hanya sibuk berkhayal, maka pada akhirnya kamu hanya akan menjadi pemimpi. Dan pemimpi tak akan mendapatkan apa-apa selain mimpi yang mentok di benaknya.
Beda halnya ketika seseorang tahu apa tujuannya, dan berusaha untuk mencari cara bagaimana agar dirinya bisa sampai ke titik itu. Dia nggak akan peduli akan seperti apa suksesnya nanti, yang penting, dia berusaha untuk itu. Insting, otak dan tenaganya bakal dia kerahkan sepenuhnya untuk mencapai titik itu.
Para pemimpi? Mereka akan susah untuk memulai. Karena mereka sudah termanjakan dengan imajinasi yang mereka buat-buat sendiri. Ketika mereka sedikit saja melihat realita yang sesungguhnya, tentang bagaimana kejamnya jalan menuju kesuksesan itu, ya hanguslah semangat mereka bahkan sebelum semangat mereka itu sendiri timbul.
Terus gimana sih caranya biar nggak jadi kayak mereka para pemimpi itu? Pertama, stop scrolling nggak jelas di media sosial. Kamu bisa tahu sendiri betapa mewahnya kehidupan orang di media sosial, betapa glamor dan enaknya mereka, dan itu bisa menghipnotis alam bawah sadar kita. Karena kita nggak punya apa yang mereka punya, otomatis, kita ngayal.
Dan ujung-ujungnya, ya nggak bersyukur.
Kedua, buat planning yang memang bener-bener realistis. Tulis di buku apa yang harus kamu lakuin. Apa misi-misi kecilmu untuk meraih visimu kedepannya. Nggak usah kamu tulis dengan detail mau seperti apa kamu nanti. Tulis intinya aja.
Contohnya, “Aku pengen jadi Miliader, ahli bahasa asing, ahli berdagang.” Dan itu cuma contoh simpelnya aja. Atau bisa juga kamu tulis, “Kalo aku meninggal, aku pengen orang lain mengenal aku seperti apa sih?” Dan jawabannya, kamu sendiri yang tulis.
Tetep sadar, jangan terlalu tenggelam di khayalanmu. Itu lingkarang setan paling klasik yang ada dari dulu sampai sekarang.