ziyad syaikhan

Jadwal Berteman

Banyak sekali kawanku yang datang kepadaku dan bilang, “Selama ini aku nggak pernah ngerasa cocok dengan teman-teman di lingkunganku sekarang.” 

“Kenapa?”

“Karena mereka nggak pernah serius, nggak pernah sejalan. Aku nggak pernah nyambung ngobrol sama mereka.” Dan seterusnya. 

Nggak cuma sekali aku didatangi orang dengan masalah ini, berkali-kali. Dan jawabanku selalu sama, berarti kamu belum menemukan circlemu sekarang, sabar dulu. Sekarang, fokus saja dulu meningkatkan valuemu, banyak belajar, lalu gunakan segala cara untuk mencari lingkungan yang kamu cari. Intinya lingkungan yang cocok denganmu adalah gambaran dari sosok seperti apa kamu. Jika kamu baik, maka kamu akan selalu terarah kepada lingkungan yang baik. Begitu pula sebaliknya. 

Mungkin jika sekarang kamu belum kuliah, cari cara untuk mencari universitas yang baik dan berperingkat tinggi, karena lingkungan universitas dengan peringkat tinggi punya suasana yang jauh berbeda dari universitas biasa lainnya. 

Itu contohnya. 

Sebelum lanjut, aku ada satu poin utama sebagai pengingat kepada orang-orang yang masih menjadikan berteman menjadi kebutuhan pokoknya. Bahwasanya berteman bukanlah kebutuhan utama dalam kehidupan. Aku selalu benci dengan mereka yang rela melakukan apapun demi bisa berteman, menjadi people pleaser, menjadi budak. Karena ketika kamu menganggap berteman adalah suatu hal yang spesial, ada yang salah dengan dirimu. 

Semakin dewasa kita, semakin sepi orang yang akan bertahan dengan kita. Karena pada dasarnya kita hidup sendiri di dunia ini, kita punya alur hidup kita sendiri dan semua orang yang kita kenal itu juga punya alur mereka sendiri. 

Jika kita memang sempat bertemu dan berkawan dekat, maka itu hanya bagian dari alur hidup kita yang mempertemukan. Ketika waktu berlalu, jatah waktu pertemanan kita habis dan kita semua bergerak sendiri-sendiri lagi. 

Kita semua pernah setidaknya sekali bersahabat dekat sekali dengan seseorang. Kita selalu bicara dengan dia, kemana-mana dengan dia, apa-apa selalu bersama. Bahkan kadang tak ada bedanya kita dengan pasangan suami-istri. Tapi hampir setiap persahabatan itu ada jatah waktunya. 

Sekarang? Apa kabar sahabat kita dari tahun-tahun itu? Nanya kabar lewat chat saja nggak. Bahkan kita sendiri lupa macam mana muka dia. Karena pertemanan seringkali terjalin pasti karena suatu alasan dan sebab. Entah mungkin teman sekolah, teman kerja, tetangga dan lainnya. Ketika ‘alasan’ dan ‘sebab’ itu sudah tak ada, kemungkinan besar pertemanan itu berlalu pula. 

Sekali lagi, camkan dalam diri, kita hidup di dunia ini sendiri saja. Berteman itu hanya hal natural yang tak bisa dipaksakan, bukan suatu kewajiban yang kita harus gila untuk mendapatkannya. 

***

Jujur aja aku nggak sudi tulisanku cuma sependek ini, cuma setidaknya pesannya sudah tersampaikan.

Next Post

Previous Post

Leave a Reply

© 2025 ziyad syaikhan

Theme by Anders Norén