ziyad syaikhan

artikel, curhat, opini.

Konsisten

Memang, dari dulu aku sadar kalau aku mempunyai semangat yang menggebu-gebu untuk menjalani berbagai hal baru. Masalahnya, aku jarang bisa bertahan lama di lingkungan itu, tak bisa konsisten. Seringkali aku hanya senang dengan manis awalnya, namun kemudian aku meninggalkannya ketika mulai terasa pahit. Macam makan permen karet.

Entah ya. Aku juga bertanya-tanya, kenapa sih aku gak pernah konsisten dengan kesadaran diri sendiri gitu. Karena selama ini aku bisa bertahan karena dipaksa oleh berbagai mentor di lingkungan sekitarku. Bukan karena keinginan pribadi.

Walaupun akhirnya, aku menemukan beberapa poin, sebab aku gak bisa konsisten kayak gitu. Yang pertama; aku pesimis kalau aku gak akan bisa menguasai hal ini dengan sangat jago, karena sudah tergambar dalam pikiranku kalau ada jalan terjal yang aku harus jalani untuk mendapatkan skill bagus itu. Dan ini adalah kelemahanku; Takut duluan dengan rintangan, yang padahal aku sendiri belum melaluinya. Hanya menggambarnya dengan imajinasiku.

Kedua, aku terlalu mudah untuk terdistraksi dengan hal-hal menarik lainnya. Lagi belajar Adobe, tiba-tiba tertarik fotografi, eh mampir video editing. Ternyata iseng buat belajar bahasa belanda, eh ternyata bahasa jerman menarik, eh, korea. Dan pada akhirnya, gak ada yang terselesaikan. Aku gak punya pendirian dan jati diri, ‘hendak dimana aku akan berdiri dan membentangkan sayapku yang sesungguhnya?’

Dan dari sini, aku dapet pelajaran kalau mau mulai menekuni suatu bidang, kita harus bener-bener mempertimbangkan, apakah kita akan nyaman disini, apakah ini relevan dengan diriku? Jika sudah yakin dan pasti, maka kita baru boleh mulai, dan pelan-pelan. Usahakan kalau kita hadirkan mentor disamping kita, yang fungsinya lebih buat ngejaga konsistensi kita ketika kita berkecimpung di dunia itu.

Ketiga; Aku udah ngabisin semangatku di awal. Ini emang paling kerasa dan paling sering sih. Seringkali, aku dari awal mulai sesuatu itu sudah ingin melahap semuanya, dan ingin jalan yang cepat dan instant untuk menuju akhir dari perjalanan itu. Aku lupa kalau semua hal yang besar, harus didapatkan dengan pelan-pelan dan berproses. Tak bisa kita mencapai pucak gunung yang tinggi, hanya dengan sekali jentikan jari, kan? Harus proses dulu. Jalan lama, struggle, sakit, luka, sesat, kena bencana, nginep dulu. Tapi kalau kita tetep berusaha untuk ‘mendaki’, apappun keadaannya, ya insya Allah pasti akan sampe.

Tapi, aku lupa dengan konsep proses itu. Dan pada akhirnya, aku jadi cepat bosan dan terlanjur lelah diawal, karena semangatnya udah habis duluan. Makanya, perlu diinget terus kalau dalam masalah bertumbuh dan berjalan untuk ‘menjadi sesuatu’, ya kita butuh proses.

Dan proses itu gak usah dipikirin bakal berapa lama, kayak apa susahnya, nanti gagal atau nggak. Udah, lupain itu semua. Mulai dulu, kumpulin tekad, dan berjanji kalau kamu akan terus istiqomah di jalur ini, walaupun hanya melangkah secuil-secuil setiap harinya.

Nanti kalau gitu, waktu udah sukses, bisa kaget sendiri. ‘Ternyata aku dah sampai di titik ini ya.’ Karena memang gak kerasa. Kita bakal lebih enjoy dengan semua yang kita jalani. Bahkan kita bisa saja gak sadar kalau kita sudah melewati ribuan struggle di belakang, dan kita hanya menganggapnya pengalaman biasa.

Ketika kita lebih fokus dengan apa yang paling dekat dengan kita dulu, maka semuanya akan kerasa mudah. Gak usahlah kita melongo jauh-jauh, dengan imajinasi kita, melihat gambaran masa depan itu dan rintangannya. Yang ada, kita jadi takut dan tertahan dengan imajinasi setan kita sendiri.

Hidup ini kan kayak main game, dari level satu, level dua, level tiga hingga selanjutnya. Kalau kita masih di level satu, tapi kita udah melongo ke level 30, yang ada kita down duluan. Karena kita menggambarkan dalam benak kita, kalau kita melawan rintangan level 30 itu dengan versi diri kita saat ini.

Akhirnya kita berhenti dan ragu-ragu, ‘apa bakal bisa?’ Dan kamu lupa dengan konsep tumbuh dan berkembang.

Hey, semuanya itu pelan-pelan. Jangan langsung ngegas, kita santai aja mainnya, tapi konsisten. Dan jangan mikir macem-macem. Just enjoy the journey. Bertahap, kita unlock level itu satu-persatu. Sampai akhirnya kita lupa, kalau kita sudah di puncak level, yang dahulu bagi kita hanya impian dan terasa tak mungkin.

Previous Post

Leave a Reply

© 2024 ziyad syaikhan

Theme by Anders Norén