ziyad syaikhan

artikel, curhat, opini.

Pengen Pacaran

Bab. 1; Pacaran.

Tinggal buka pintumu saja, keluar dan jalan beberapa langkah. Sebentar saja, jarimu sudah tak lagi cukup untuk menghitung; berapa pasangan pacaran yang sudah lewat di hadapanmu. Ada yang sedang bergandengan tangan dengan mesra, ada yang saling bersandar bahu di kursi, ada yang tidur-tiduran bareng di rumput taman, ada yang sedang ngopi bareng. Dan banyak lagi versi date mereka.

Dan ditengah pandemi pacaran itu, kamu mulai merasakan sesuatu. Dalam pikiranmu, kamu mulai menggumam, “Kayaknya enak banget ya, pacaran?” Dari pertanyaan kecil itu, perjalananmu di dunia berkabut ini dimulai. Langkah kakimu sudah membawamu ke sebuah kafe kecil. Tak sadar, secangkir kopi sudah terhidang cantik di hadapanmu. Kamu hanya menatap cangkir itu. Pikiran yang tadi ternyata melahirkan banyak pertanyaan lain, 

Kalo aku punya pacar, mungkin aku tak akan lagi kesepian.

Kok kayaknya enak banget yah, hidupnya jadi berwarna gitu. 

Ah, dengan pacaran, siapa tau dapet jodoh dari jalur ini. 

Dan beribu pertanyaan itu menjelma menjadi sebuah arena tarung. Diatasnya, Logika dan Perasaan-mu bertarung sengit. Entah berapa ronde duel, hingga akhirnya kamu lebih memilih untuk memenangkan perasaan alias hawa nafsumu terlebih dulu. ‘Ah, coba dulu, siapa tau hoki.” Gumammu, tersenyum kecil. Wajar saja, kamu belum tahu apa-apa. Sampai lupa kalau ini adalah kesalahan besar.

Sejak detik itu, kamu memutuskan untuk mulai mencari jalan kesana. Tapi kamu bingung, mulai dari mana? Yasudah, menonton drama korea dan anime romance jadi jalan awal. ‘Inspirasi’ katamu. Kamu mulai tenggelam dalam imajinasi indah asmara yang kamu buat-buat sendiri. Kamu mulai berkhayal; Ditengah taman yang hijau rumputnya, kamu duduk-duduk di atas terpal piknik bersama perempuan cantik imajinermu. Dibawah pohon rimbun, kamu saling bertukar kata, tertawa mesra, saling usil. Di detik kesekian, ‘kekasihmu’ itu memutuskan menyandarkan kepalanya ke bahumu, manja. Kamu mengusap kepalanya, menatap wajah cantiknya. Dia menatap balik. Perlahan, dia mendekatkan wajahnya ke telingamu, “I love you,Yang.”  

Gobloknya, ternyata semua itu hanya khayal. Menyisakan kamu yang teriak salting gak jelas, dengan muka terbenam di bantal kasur. Tapi hanya begitu saja, kamu sudah senang. Aneh, ada apa dengan kamu?

***

Suatu hari, kamu merasakan sesuatu yang baru. ‘Aku rasa, aku sudah menemukannya.’ Gumam dirimu. Di bangku kelas, ketika guru matematika sedang menjelaskan rumus antah berantah itu, kamu malah sibuk menatap seseorang di bangku depan. 

Gila, ternyata kamu sedang menatap seorang siswi. Bukan cewek yang populer sih, lumayan cantik, tapi lebih ke imut (bagimu). Dia pintar, pendiam, pemalu. Hatimu berkicau tak karuan, berkata kalau dia itu milikmu. Kamu sudah menyimpulkan, aku jatuh cinta. Dan sebagai lelaki sejati, aku harus maju. 

***

Singkat cerita, kamu berhasil mendapat dirinya, dan menjadi pacarnya. Awalnya, kamu merasa bahwa tuhan berpihak padamu dalam cinta ini. Semuanya menjadi terasa indah, kamu kira kamu telah mendapatkan bidadari tercantik di dunia ini. Kamu menyayanginya, memperhatikannya, pokoknya segalanya untuk dirinya. Kamu rela melakukan apa saja agar menjadi pasangan terbaik bagi dia.

Tapi semua itu tak bertahan lama. Kamu mulai lelah, rasa bosan menyeruak ke dalam jiwamu. Perhatian itu mulai berkurang, komunikasi mulai renggang. Kata-kata mesra juga tak serutin dulu. Pada aslinya, kamu menderita. Banyak sekali yang terkuras di hubungan ini. Perasaan, tenaga, biaya dan yang lainnya. Tapi ego itu masih ada, kamu ingin tetap dia jadi milikmu, dan merasa kalau ini adalah rintangan yang memang harus dilalui dalam suatu hubungan.

Hingga akhirnya, dialah yang memutuskan untuk menyatakan akhir dari hubungan ini. “Kita putus aja ya…, aku dah bosan .” Matamu menatap nanar deretan huruf itu. Terasa perih sekali. “Kok gitu sih?” 

“Gapapa, aku bosen aja sama kamu.”

“Terus gimana janji-janji kita?” Katamu masih berharap.

“Lupakan aja.” 

Dan, kamu terpuruk detik itu juga. Tanganmu lemas, putus asa. Sambil menatap langit, kamu meraung, “Salahku apa!?” Kamu ingin mengamuk. Wajar, ketika itu, kamu merasa tidak dihargai dan dibuang. 

Mood kamu rusak selama berhari-hari. Kamu gak mood ngapa-ngapain. Mau makan aja ogah. Rasanya ingin mati aja.

Pada awalnya, kamu memutuskan untuk tak akan lagi pernah pacaran. Tapi, kamu sudah pernah merasakan ‘manis’ dari hubungan ini, dan ketika memori indah itu menyeruak kembali ke otakmu, kamu kembali menginginkan hubungan itu lagi. Tak jadi kapok dengan kejadian yang telah lalu. Kamu pun kembali mencari pasangan yang kamu inginkan. Mudah saja, kamu dapat pasangan kedua. Kamu kembali menjalankan hubungan mesra itu. Memori indah itu kembali terulang, dengan orang yang berbeda. Sempat kamu berkata ke dia, “Kamu lebih baik dari mantanku itu.” 

Janji-janji manis untuk masa depan kembali kau ukir bersama. Kata-kata manis, mesra dan meyakinkan itu terulang. Deja vu. 

Dan lama-kelamaan, ternyata lingkaran itu kembali terulang. Setelah sekian lama, rasa bosan kembali datang. Dan lebih sakit lagi ketika kamu mendapat kabar kalau dia selingkuh dengan lelaki lain. 

Ujungnya, ya putus lagi. Kecewa itu kembali datang, kamu jatuh di lubang yang sama. Tapi kamu tak seperti dahulu. Kali ini, kamu terlihat lebih kuat. Setelah istirahat sebentar, kamu dengan bodohnya kembali mencari tempat pelampiasan itu. 

Kamu tak sadar bahwa sejak awal kamu mencoba, kamu sudah jatuh kedalam lingkaran setan yang tak akan ada akhirnya. Dan kamu ditololkan oleh semua ilusi itu. Kamu tahu jalan ini adalah salah, tapi nafsumu berkata kalau ini bagian dari usaha untuk masa depan. Akan ada saatnya dimana aku akan menemukan orang yang tepat. Ujarmu sok puitis. 

Tolol! Tak sadarkah kalau kamu itu hanya sedang mencari pelampiasan. Coba kembali hidupkan otakmu itu. Kamu masih muda, jangan habiskan waktumu di dalam jebakan ini. Semua yang terlihat indah dimatamu itu adalah omong kosong! 

Betapa banyak waktu, tenaga, perasaan dan uang yang kamu habiskan sia-sia. Betapa ruginya kamu. Usia muda yang merupakan kesempatan untuk menempa diri, mencari jati diri, menyiapkan masa depan dengan matang. Kamu malah gunakan untuk menyandarkan harapan ke anak perempuan orang, yang kamu sendiri tak tahu betul siapa dia. 

Hentikan omong kosong yang ada di kepalamu! Masa muda hanya sekali, dan masa ini adalah masa terbaikmu untuk menjadi versi terbaikmu. Hilangkan segala alasan dan pembenaran itu, kamu tahu pada dasarnya ini adalah dosa dan kesalahan. 

Tak usahlah kamu mengikuti arus zaman sekarang itu. Berpikirlah untuk menjadi beda, jadilah golongan 1% itu. Biarkan golongan mereka menjalani kesenangan fana mereka. Kamu harus tunjukkan kalau usaha kerasmu sekarang, apapun itu, kamu sedang menyiapkan hidup dan masa depan terbaik yang sesungguhnya. 

Tarik nafasmu. Ayo, mulai tulis di bukumu, semua mimpimu, rencanamu, dan masa depan apa yang kamu inginkan untuk dirimu. Temukan mutiara yang terkubur dalam dirimu. Semua orang mempunyai mutiara di dalam dirinya, dan cara menemukannya adalah dengan menyelam dalam dan menggali dengan sungguh-sungguh. Aku yakin, kamu punya mutiara itu. Kamu hanya belum sadar saja. Habiskan waktumu untuk menggali itu, maka kamu sudah cukup sibuk. Tak akan lagi kamu sempat berpikir untuk bersenang-senang tak jelas. Jadikan medan terjal ini menyenangkan. 

Semua orang sukses tak akan pernah betah dalam kenyamanan. Karena mereka tahu, nyaman adalah jebakan. Jangan hanya menjadi pemimpi. Karena jika kamu hanya bermimpi, kamu akan selamanya menjadi pemimpi.

Kejar mimpi itu. Bangkit. Tinggalkan lingkaran setan itu. Temukan dirimu yang sebenarnya. 

Bro, Sis, ayo bangun. 

Next Post

Previous Post

Leave a Reply

© 2024 ziyad syaikhan

Theme by Anders Norén