Sudah 2023, umurku sudah 16 tahun. Tak terasa waktu terus berjalan dan ternyata sudah 5 tahun semenjak aku memulai menulis blog. Tulisanku sudah banyak, tapi kebanyakan tulisanku dahulu lebih bersifat pribadi dan tidak terlalu bermanfaat.

Di blog ketiga dan resmi ini, insya Allah aku akan lebih sering membagikan banyak faedah berbobot yang mencakup ilmu agama, pemikiranku sendiri atau mungkin secuil pengalaman yang memiliki makna tersendiri.

Di artikel ini, aku mau sedikit mengutarakan pendapatku mengenai ‘Kita dan Zaman Sekarang’. Kita ingat lagi, sekarang adalah tahun 2023. Aku masih berumur 16 tahun dan aku sudah menyadari betul betapa mengerikannya pengaruh dunia ini.

Kita mulai dari yang terdekat dahulu, sosial media. Kita buka handphone kita, kita cek sosial media kita, berbagai konten random dan kabar yang kita tak bisa atur akan segera menyerbu pandangan kita. Dari aku sendiri, hanya menscroll 5 menit saja aku sudah bisa menyerap 10-15 kabar kriminalitas di negara ini dan berbagai perselisihan para artis yang aku sendiri tak mengenal mereka.

Di samping kabar, ada pula konten random yang katanya ‘hiburan’ bagi sebagian orang. Padahal konten yang mereka maksud adalah konten prank yang kadang membahayakan, joget di tempat umum tanpa rasa malu, bermesraan dengan lawan jenis yang bukan mahram dan berbagai konten ‘hiburan’ lainnya yang sebenarnya meracuni dan kita tak menyadarinya.

Belum lagi fitur dari sosial media membolehkan para netizen dari berbagai macam motif untuk berkomentar sesuka hati tanpa memperhatikan adab, logika dan bisa saja membolak-balik yang salah dengan yang benar. Sehingga hasilnya, kolom komentar menjadi arena adu logika terbrutal yang pernah ada di zaman ini.

Disisi lain, kita lihat puluhan situs judi dan pornografi yang lebih dari kata mudah untuk diakses. Tanpa perlu usaha sedikitpun. Tinggal ketik, buka, nikmati. Sesimpel itu. Bayangkan, apa jadinya jika 100% dari mayoritas bangsa kita menikmati dua hal hina ini?

Oke, cukup untuk contoh sosial media. Kali ini, buka jendela kita dan lihat secara meluas. Masalah yang paling mencolok di mataku sekarang adalah bangsa LGBTQ+ yang kelihatannya mulai berkembang dan menumbuhkan akar tunggang untuk bertahan berdiri. Mereka adalah kaum cacat yang jelas cacatnya dan terlihat dosanya. Mereka adalah kaum paling keras kepala yang tetap berusaha menyuarakan bahwa mereka juga berhak untuk memuaskan hawa nafsunya bermodalkan HAM. Ngerinya lagi, jika saja ada satu individu yang mencoba menyikut mereka, menyalahkan mereka, maka mereka tega melakukan berbagai cara untuk menghabisi satu individu itu. Membunuh bukan lagi kata baru bagi mereka.

Semakin hari, umat manusia semakin terpuruk dalam kerusakan. Kebanyakan bangsa muda kita menjadi umat yang manja dan lebih mementingkan wajah daripada otaknya. Tanggung jawab seolah menjadi beban yang menyusahkan, orangtua dan guru bukan orang yang dihormati, pacaran adalah obsesi dan hawa nafsu adalah yang menjadi dalang dari ini semua.

Yang aku sebutkan disini hanyalah sepersekian dari berbagai kerusakan di zaman ini. Aku bukan ingin merangkum semuanya. Tujuanku menulis ini adalah mengingatkan dan berpesan singkat.

Kamu masih muda. Manfaatkan masa-masa itu untuk menempa diri, fokus dalam bidang yang kau tekuni, pikirkan masa depan. Tetap berpikir lurus dan jangan mudah terpengaruh dengan Modernisasi yang merusak. Tak usah cemas kehilangan teman-teman, karena teman yang memberikan pengaruh buruk bukanlah teman. Kesannya membosankan? Iya, tapi ini berarti kita lebih realistis, kan?

Penjarakan hawa nafsumu, nyalakan otakmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *